SALAM LEMPER !! JARKOM 8 : RIP ROUTING - To Survive, You Must Tell Stories ~

JARKOM 8 : RIP ROUTING

Steven Sen           (1) : https://youtu.be/A-78BcE4biw


Praktikum Jaringan Komputer
RIP ROUTING

OLEH

Steven Sen                                                       : 064001600022


JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS TRISAKTI
2017



Teori Singkat

Routing Information Protocol (RIP) adalah sebuah protokol routing dinamis yang digunakan dalam jaringan LAN (Local Area Network) dan WAN (Wide Area Network). Oleh karena itu protokol ini diklasifikasikan sebagai Interior Gateway Protocol (IGP). Protokol ini menggunakan algoritma Distance-Vector Routing. RIP merupakan routing protocol dengan algoritma routing distance vector atau routing protocol yang hanya melihat arah dan jarak untuk menuju suatu jaringan tujuan. RIP tidak memiliki peta yang lengkap tentang jaringan yang ada. RIP menggunakan hop countsebagai  metric dan link dengan hop count terkecil yang akan menjadi link terbaik (best path).
Pertama kali didefinisikan dalam RFC 1058 (1988). Protokol ini telah dikembangkan beberapa kali, sehingga terciptalah RIP Versi 2 (RFC 2453). Kedua versi ini masih digunakan sampai sekarang, meskipun begitu secara teknis mereka telah dianggap usang oleh teknik-teknik yang lebih maju, seperti Open Shortest Path First (OSPF) dan protokol OSI IS-IS. RIP juga telah diadaptasi untuk digunakan dalam jaringan IPv6, yang dikenal sebagai standar RIPng (RIP Next Generation/ RIP generasi berikutnya), yang diterbitkan dalam RFC 2080 (1997).

Cara Kerja RIP

  1. Host mendengar pada alamat broadcast jika ada update routing dari gateway.
  2. Host akan memeriksa terlebih dahulu routing table lokal jika menerima update routing .
  3. Jika rute belum ada, informasi segera dimasukkan ke routing table .
  4. Jika rute sudah ada, metric yang terkecil akan diambil sebagai acuan.
  5. Rute melalui suatu gateway akan dihapus jika tidak ada update dari gateway tersebut dalam waktu tertentu
  6. Khusus untuk gateway, RIP akan mengirimkan update routing pada alamat broadcast di setiap network yang terhubung

Karakteristik dari RIP:

  1. Distance vector routing protocol
  2. Hop count sebagi metric untuk memilih rute
  3. Maximum hop count 15, hop ke 16 dianggap unreachable
  4. Secara default routing update 30 detik sekali
  5. RIPv1 (classfull routing protocol) tidak mengirimkan subnet mask pada update
  6. RIPv2 (classless routing protocol) mengirimkan subnet mask pada update

Versi

Ada tiga versi dari Routing Information Protocol: RIPv1, RIPv2, dan RIPng.

1. RIP versi 1

Spesifikasi asli RIP, didefinisikan dalam RFC 1058, classful menggunakan routing. Update routing periodik tidak membawa informasi subnet, kurang dukungan untuk Variable Length Subnet Mask (VLSM). Keterbatasan ini tidak memungkinkan untuk memiliki subnet berukuran berbeda dalam kelas jaringan yang sama. Dengan kata lain, semua subnet dalam kelas jaringan harus memiliki ukuran yang sama. Juga tidak ada dukungan untuk router otentikasi, membuat RIP rentan terhadap berbagai serangan.

2. RIP versi 2

Karena kekurangan RIP asli spesifikasi, RIP versi 2 (RIPv2) dikembangkan pada tahun 1993 dan standar terakhir pada tahun 1998. Ini termasuk kemampuan untuk membawa informasi subnet, sehingga mendukung Classless Inter-Domain Routing (CIDR). Untuk menjaga kompatibilitas, maka batas hop dari 15 tetap. RIPv2 memiliki fasilitas untuk sepenuhnya beroperasi dengan spesifikasi awal jika semua protokol Harus Nol bidang dalam pesan RIPv1 benar ditentukan. Selain itu, aktifkan kompatibilitas fitur memungkinkan interoperabilitas halus penyesuaian.

3. RIPng


RIPng (RIP Next Generation / RIP generasi berikutnya), yang didefinisikan dalam RFC 2080, adalah perluasan dari RIPv2 untuk mendukung IPv6, generasi Internet Protocol berikutnya. Perbedaan utama antara RIPv2 dan RIPng adalah:


  1. Dukungan dari jaringan IPv6.
  2. RIPv2 mendukung otentikasi RIPv1, sedangkan RIPng tidak. IPv6 router itu, pada saat itu, seharusnya menggunakan IP Security (IPsec) untuk otentikasi.
  3. RIPv2 memungkinkan pemberian beragam tag untuk rute , sedangkan RIPng tidak;
  4. RIPv2 meng-encode hop berikutnya (next-hop) ke setiap entry route, RIPng membutuhkan penyandian (encoding) tertentu dari hop berikutnya untuk satu set entry route.


Kelebihan dan Kekurangan

  • Kelebihan Dari RIP sebagai berikut :
  • Menggunakan metode Triggered Update.
  • RIP memiliki timer untuk mengetahui kapan router harus kembali memberikan informasi routing.
  • Jika terjadi perubahan pada jaringan, sementara timer belum habis, router tetap harus mengirimkan informasi routing karena dipicu oleh perubahan tersebut (triggered update).
  • Mengatur routing menggunakan RIP tidak rumit dan memberikan hasil yang cukup dapat diterima, terlebih jika jarang terjadi kegagalan link jaringan.

Kekurangan dari RIP sebagai berikut :
  • Jumlah host Terbatas
  • RIP tidak memiliki informasi tentang subnet setiap route.
  • RIP tidak mendukung Variable Length Subnet Masking (VLSM).
  • Ketika pertama kali dijalankan hanya mengetahui cara routing ke dirinya sendiri (informasi lokal) dan tidak mengetahui topologi jaringan tempatnya berada
  • Hop CountRIP menghitung routing terbaik berdasarkan hop count dimana belum tentu hop count yang rendah menggunakan protokol LAN yang bagus, dan bisasaja RIP memilih jalur jaringan yang lambat.
  • Hop Count Limit RIP tidak dapat mengatur hop lebih dari 15. Hal ini digunakan untuk mencegah  loop pada jaringan.
  • Classful Routing Only RIP menggunakan classful routing ( /8, /16, /24 ). RIP tidak dapat mengatur  classless routing.


Lab Setup

Untuk dapat menjalankan praktikum ini maka hal-hal yang diperlukan yaitu :
  • Komputer atau laptop
  • Program cisco packet tracer

Langkah kerja :

  1. Rangkailah 3 PC dan 3 Router seperit gambar dibawah ini dengan port :
Router-PC : FastEthernet, konektor Cooper Cross-Over
Router0 - Router1 : Serial 2/0, konektor serial DTE
Router1 - Router2 : Serial 3/0, konektor serial DTE




2. Router A : Fastethernet 0/0 :
Router#en
Router#conf t
Router(config)#int f0/0
Router(config-if)#ip add 192.1.1.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex



Router B : Fastethernet 0/0 :
Router#en
Router#conf t
Router(config)#int f0/0
Router(config-if)#ip add 193.1.1.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex


Router C : Fastethernet 0/0 :
Router#en
Router#conf t
Router(config)#int f0/0
Router(config-if)#ip add 194.1.1.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex


Router A : Serial 2/0 :
Router#en
Router#conf t
Router(config)#int s2/0
Router(config-if)#ip add 10.1.1.1 255.0.0.0
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex



Router B : Serial 2/0 :
Router#en
Router#conf t
Router(config)#int s2/0
Router(config-if)#ip add 10.1.1.2 255.0.0.0
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex

Router B : Serial 3/0 :
Router#en
Router#conf t
Router(config)#int s3/0
Router(config-if)#ip add 11.1.1.1 255.0.0.0
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex




Router C : Serial 3/0 :
Router#en
Router#conf t
Router(config)#int s3/0
Router(config-if)#ip add 11.1.1.2 255.0.0.0
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex






3. Setting IP dan default gateway pada masing-masing PC :
PC0 = IP address 192.1.1.2   Default Gateway : 192.1.1.1

PC1 = IP address 193.1.1.2   Default Gateway : 193.1.1.1


PC2 = IP address 194.1.1.2   Default Gateway : 194.1.1.1





4. Setelah itu kini kita setting IP Route RIP. Masukkan perintah seperti dibawah :

Setting IP Route A :
Router>en
Router#conf t
Router(config)#router rip
Router(config-router)#network 192.1.1.0
Router(config-router)#network 10.1.1.0


Setting IP Route B :
Router>en
Router(config)#router rip
Router(config-router)#network 10.1.1.0
Router(config-router)#network 193.1.1.0
Router(config-router)#network 11.1.1.0



Setting IP Route C :
Router>en
Router#conf t
Router(config)#router rip
Router(config-router)#network 194.1.1.0
Router(config-router)#network 11.1.1.0




5. Setelah selesai kita coba tes dengan ping di PC. Kita ambil PC2 mengeping IP Fastethernet pada PC0, dan PC1.








KESIMPULAN


Dari praktikum Jarkom berjudul RIP Routing ini, dapat saya simpulkan bahwa RIP (Routing Information Protocol) adalah Routing protokol yang menggunakan algoritma distance vector. RIP umumnya digunakan untuk mentransfer informasi routing di antara router-router yang berlokasi pada jaringan yang sama.  Kelemahan RIP adalah ia hanya efektif mentransfer data sampai jumlah hop 15. Jika melebihi jumlah ini, transmisi berpeluang "unreachable". Dalam melakukan setting CLI harus tepat dan tidak boleh keliru.


Tabel Ceklist

No.
Indikator Kerja
Ceklist
1.
Mensetting RIP Routing
 
2.
Melakukan pengecekkan paket data pada RIP Routing
 


Form Feedback

No.
Indikator Kerja
Tingkat ketertarikan
Lama Pengerjaan
1.
Mensetting RIP Routing
4
20 menit
2.
Melakukan pengecekkan paket data pada RIP Routing
4
5 menit
Keterangan : 1. Tidak suka 2. Biasa. 3. Suka 4. Sangat suka  

JARKOM 8 : RIP ROUTING JARKOM 8 : RIP ROUTING Reviewed by Steven sen on 3:40 am Rating: 5

No comments:

Steven. Powered by Blogger.